RESENSI BUKU




RESENSI BUKU
RAHASIA OTAK DAN KECERDASAN ANAK
(Francisca Andri Yanuarita, S.Psi.)


(Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Belajar Pembelajaran)

Dosen Pengampuh Mata Kuliah :
Drs. Suranto, M.Pd

                                                                                        

Disusun Oleh :
Diana Kusuma Widyastutik
140210302006




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015

I.              Identitas Buku
Judul Buku                  : Rahasia Otak Dan Kecerdasan Anak
Pengarang                   : Francisca Andri Yanuarita, S.Psi.
Penerbit                       : Teranova Books
Bulan /Tahun terbit     : Juni/2014
Tempat Terbit              : Yogyakarta
Edisi                             : Cetakan I
Bahasa                         : Indonesia
Jumlah Bab                  : VI
Jumlah Halaman          : 128 Halaman
Catatan Buku              : Rasa aman dan bebas secara psikologis meruakan kondisi yang penting bagi tumbuhnya kreativitas anak. Saat anak merasa mampu menciptakan sesuatu yang baru dan unik, ia akan melakukan kembali pada situasi yang lain. kreativitas memberi anak kesenangan dan kepuasan pribadi yang sangat besar dan penghargaan yang memiliki pengaruh nyata pada perkembangan pribadinya.

II.           Identitas Penulis
Nama penulis              : Francisca Andri Yanuarita, S.Psi.
Tempat, tanggal lahir  : lahir pada tahun 1987.
Riwayat pendidikan   : SD, SMP, SMA di kota Lampung, pendidikan S1 Psikologi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Karya                          : Mengatasi Panas Dan Kejang Pada Balita (2011), Tes Buta Warna (2011), Rahasia Sukses Diet Berdasarkan Golongan Darah A,B,AB,O (2011), Memaksimalkan Otak Melalui Senam Otak Brain Gym (2012), Menjadi Teman Pertumbuhan Si Buah Hati Yang Dan Cerdas (2013).
ISBN                          : 978-60217177-8-3

III.        Isi Buku
Kecerdasan adalah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan kemampuan belajar. Membangun kecerdasan anak memerlukan kerjasam yang baik antara orrang tua dan anak. Kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosi merupakan 2 hal yang harus dibina sejak usia dini.
            Kecerdan intelegensi adalah ukuran kemampuan intelektual, analisis, logika, dan rasio seseorang. Menurut David Wechsler, intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Menurut Goleman, kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan intelegensi, menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motifaasi diri, empati dan keterampilan social. Gardner mendefinisikan kemampuan kecerdasan emosianal menjadi lima kemampuan utama, yaitu mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotifasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan keterampilan social.
            Faktor-faktor yang memperngaruhi kecerdasan emosi yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi stimulus itu sendiri dan lingkungan atau situasi. Kemudian kecerdasan emosional anak merupakan pertumbuhan dan perkembangan jiwa dan fisik yang harmonis menjadai cikal bakal kecerdan anak yang sehat yang sangat dibutuhkan saat mereka tumbuh dewasa lagi.
            Ciri reaksi emosi pada anak, meliputi reaksi emosi anak sangat kuat, rekasi emosi muncul pada setiap peristiwa dengan cara yang diinginkannya, reaksi emosi anak mudah diubah dari satu kondisi kekondisi lain, reasi emosi bersifat individual, dan keadaan anak dapat dikenali melalui gejala tingakah laku yang ditampikan. Ada beberapa macam bentuk emosi pada anak, sebagai berikut yaitu marah, takut, cemburu, ingin tahu, iri hati, senang atau gembira, sedih, dnan kasih saying.
            Menurut Howard Gardner, seorang psikolog terkemuka dari Harvard University, menekmukan bahwa manusia memiliki beberapa jenis kecerdan yaitu kecerdasan linguistic, kecerdasan logika matematika, kecerdasan musical, kecerdasan kenestetik, kecerdasan spasial, kecerdasan naturalis, kcerdasan intrapersonal, keerdasan interpersonal, dan kecerdasan eksitensial. Dilihat dari teori Gardner, bahwa kecerdasan itu terdiri dari sembilan bidang yaitu kecerdasan linguistic seperti diajak bercakap cakap dan menyanyi lagu anak-anak, kecerdasan logika matematika seperti menyusun balok dan merangkap, kecerdasan musical seperti mengajak anak bernyanyi dan memainkan alat music, kecerdasan kinestetik seperti belajar berdiri satu kaki dan melatih jongkok membungkuk, kecerdasan spasial seperti mengamati gambar dan bermain rumah-rumahan, kecerdasan naturalis seperti memelihara hewan dan wisata ke alam, kecerdasan intrapersonal seperti mengajak anak untuk menceritakan persaannya dan mengajak ngobrol anak tentang cita-cita, kecerdasan interpersonal seperti melatih anak untuk meminjamkan mainan, kecerdasan eksistensial seperti mengajak anak mengamati proses kerja tubuh dan menyadarinya.
            Otak merupakan organ yang telah terspesialisasi sangat kompleks. Beat total otak dewasa adalah sekitar 2% dari total berat badannya atau sekitar 1,4 kg dan mempunyai sekitar 12 miliyar neuron. Pengolahan informasi diotak dilakukan pada bagian-bagian khusu sesuai neuron sensorik. Otak terdiri dari, otak depan, terdiri dari dari otak besar atau (serebrum), thalamus dan hypothalamus. Otak tengah (mesen cep halon) merupakan bagian yang menghubungkan otak besar dan otak kecil, otak tengah berperan dalam mengatur gerakan tubuh. Otak belakang meliputi otak kecil, sumsum lanjutan, dan jembatan varol. Kemudian batang otak atau brainstem berada di dalam tulang tengkorak atau rongga kepala bagian dasar dan memanjang sampai ketulang punggung atau sumsum tulang belakang. Sistem limbik terletak dibagian tengah otak, membungkus batang otak, ibarat kerah baju. Bagian terpenting dari system limbic adalah hyphothalamus yang fungsinya bagian yang memutuskan mana yang perlu mendapatkan perhatian dan mana yang tidak.
            Pada masa anak-anak proses perkembangan terjadi sangat cepat. Usia 0 sampai dengan 5 tahun dikenal sebaga “The Golden Age” atau masa pesat perkembangan otak. Tata perkembangannya yaitu masa kehamilan, kelahiran bayi, dan tahap-tahap perkembangan otak. Proses perkembangan otak dimulai sejak di dalam kandungan. Gzi sebagai salah satu factor kecerdasan, sebaiknya diberikan kepada anak sejak dalam kandungan. Makanan berprotein yang diserap ke dalam tubuh akan diolah menjadi asam amino yang merupakan bahan baku protein. Karbohirat dalam bentuk gula sederhana dan gula kompleks dibutuhkan sebagai sumber energy untuk membantu pembentekun sel-sel otak baru. Lemak merupakan bahan baku pembentuk sel-sel otak baru. Jenis jenis makanan yang bermanfaat bagi otak yaitu padi-padian, daging, telur dan produk susu, kacang-kacangan dan coklat, seafood, buah-buahan, dan sayur-sayuran.
            Perkembangan anak merupakan proses perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang, dari sederhana menjadi kompleks, suatu proses evolusi manusia dari ketergantungan menjadi makhluk dewasa yang mandiri. Bayi yang baru lahir memiliki reflek yang penting yaitu reflek menghisap dan reflek spalmar. Masa kanak-kanak yaitu suatu periode dimana suatu fungsi tertentu perlu dirangsang, diarahkan sehingga tidak terhambat perkembangannya, bila kemampuan pembicaraan anak tidak dirangsang maka anak akan mengalami kesulitan berbicara pada masa-masa selanjutnya.
            Prinsip-prinsip perubahan anak yaitu perubahan bersifat system sistematis, perubahan bersifat progresif, dan perubahan bersifat kesinambungan. Sedangkan prinsip-prinsip perkembangan anak yaitu perkembangan berlangsung seumur hidup, setiap anak memiliki kecepatan (tempo) dan kualitas perkembangan yang berbeda, perkembangan secara relatif beraturan mengikuti pola-pola tertentu, dan perkembangan berlansung secara berangsur-angsur.
            Aspek-aspek perkembangan anak yaitu perkembangan motorik, perkembangan kognitf, perkembangan bahasa, dan perkembangan sosial.
            Pola asuh merupakan sikap orang tua dalam berinteraksi, membimbing, membina, dan mendidik anak didiknya dalam kehidupan sehari-hari dengan harapan menjadikan anak yang suskses dalam menjalani kehidupan. Orang tua diharapkan mampu menerapkan pola asuh yang bisa mengembangkan segala aspek perkembangan anak sedini mungkin. Menurut Baumring (satrock, 2002) ada 4 macam pola asuh yang diterpkan oleh masing-masing orang tua, bentuk-bentuk pola asuh itu antara lain pola asuh otoriter, pola asuh untuk berpikir, pola asuh demokratis, dan pola asuh penelantar. Dari karakteristik tersebut orang tua perlu menyesuaikan strategi interaksi ketika anak tumbuh besar dengan mengurangi penggunaan manipulasi fisik dan memperbanyak proses penalaran. Memarahi dan memukul kadang dianggap efektif untuk mendisiplinkan anak, namun hal ini harus dihindari karena dapat menimbulkan maslah pada aspek psikologis dan fisiologis anak. Bagi orang tua yang bekerja terutama para ibu sebaiknya tetap membagi waktu dengan baik antara pekerjaan dan kebersamaan yang berkualitas dengan anak. Sikap tersebut antara lain kurang meluangkan waktu untuk anak, kurang memberikan ekspresi kasih saying baik secara verbal maupun secara fisik, bersikap kasar secara verbal misalnya menyindir, mengucilkan, dan berkata-kata kasar pada anak. Dampak yang ditimbulakan dari pola pengasuhan yang keliru dapat mengahsilkan anak-anak yang bermasalah dalam perkembangannya. Selain itu, anak juga memiliki kecerdasan emosional yang rendah seperti anak merasa tidak dekat dengan orang tua dan cepat terpengaruh terhadap hal negatif serta anak berperilaku agresif selalu ingin menyakiti dan berguna. Pola pengasuhan yang diterapkan akan membentuk tingkat kompetensi anak dalam membentuk jati dirinya, baik dalam lingkungan social maupun dalam pembentukan emosi. Berdasarkan penelitian, bentuk pola asuh otoriter dapat menyebarkan kesulitan bagi anak untuk bersosialisasi. Karena dalam mengasuh anak-anaknya orang tua banyak memberikan larangan dan berbagai aturan yang harus diaptuhi oleh anak. Pola asuh ini menciptakan perasaan cemas, takut, minder dan rasa kurang menghargai serta kurang percaya diri pada anak. Sedangkan pola asuh permisif juga tidak dapat menanamkan perilaku moral yang sesuai dengan standar social anak karena orang tua bersifat longgar dan menuruti semua keinginan anak. Kondisi terparah terjadi pada pola asuh penelantar, karena pada banyak hal, naka kurang mendapatkan apa yang mereka butuhkan.
            Berdasarkan hasil penelitian bentuk pola asuh  demokratis adalah pola asuh paling efektif dalam mengasuh anak. Para ahli berpendapat bahwa penerapan pola asuh ini identic dengan penanaman nilai-nilai demokrasi yang menghargai dan menghormati hak-hak anak, mengutamakan diskusi ketimbang intruksi, kebebasan berpendapat dan selalu memotifasi anak menjadi yang lebih baik.
            Setiap anak umumnya memulai periode perkembangan yang berbeda pada sekitar usia yang sama misalnya anak tertentu telah mampu berjalan pada usia 12 bulan sedangkan ada anak lainnya yang telah berusia 15 bulan belum mampu berjalan sendiri. Menurut Robert J.Havighurst (1961) mengartikan tugas-tugas perkembangan itu merupakan suatu hal yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu yang apabila berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan ketugas perkembangan selanjutnya. Tahap perkembanagan anak sejak lahir sampai usia 6 tahun menurut Havighurst yaitu berjalan, belajar makan makanan padat, belajar berbicara, belajar mengendalikan pembuangan tubuh, belajar membedakan jenis kelamin dan kesopanan social, membentuk konsep sederhana menggambarkan kenyataan social dan fisik, belajar berhubungan secara emosional dengan orang tua, saudara kandung, dan orang lain serta belajar membedakan yang benar dan yang salah serta mengembang moralnya.
Cara merangsang perkembangan anak antara lain
1.      Untuk usia 0-3 bulan
-          Seringlah memeluk dan menimang bayi dengan penuh kasih sayang
-          Ajak bayi tersenyum dan berbicara
-          Mendengarkan music pada bayi
2.      Usia 3-6 bulan
-          Gerakan benda ke kiri dan ke kanan, didepan matanya
-          Pendengarkan berbagai bunyi-bunyian
-          Sering tengkurapkan bayi
-          Beri mainan benda yang besar dan berwarna
3.      Usia 6-12 bulan
-          Ajari bayi duduk
-          Ajari memegang dan mengigit biscuit sendiri
-          Ajak main ciluk ba
-          Ajari berbecira sesering mungkin
-          Untuk menstimulus gerakan motorik, ajari bayi memegang benda kecil dengan dua jari
-          Ajari berdiri dan berjalan dengan berpegangan
-          Beri mainan yang aman dipukul-pukul
4.      Usia 1-2 tahun
-          Berikan pujian
-          Ajari berjalan diundukan atau ditangga
-          Ajak bernyanyi
-          Ajak bermain
-          Bacakan cerita anak
-          Ajak membersihkan mainan
-          Ajak membersihkan meja dan menyapu
-          Ajari mencoret-coret kertas
-          Ajari menyebut bagian tubuhnya
5.      Usia 2-3 tahun
-          Ajari buang air besar dan kecil ditempatnya
-          Ajari berpakaian sendiri
-          Bacakan cerita anak
-          Ajak melihat buku bergambar
-          Ajari makan dipiringnya sendiri
-          Ajari cuci tangan
6.      Usia 3-5 tahun
-          Awasi anak mencoba hal baru
-          Minta anak menceritakan apa yang ia lakukan
-          Dengarkan ia ketika brebicara
-          Jika ia gagap ajari ia bicara pelan pelan

Cara mendidik anak sesuai dengan fase pertumbuhannya antar lain
1.      Usi 0-1 tahun
Bahasa, ingatan dan perhatian bayi masih terbatas, cara terbaik untuk mendisiplinkannya adalah dengan mengendalikan perilaku, bukan mengajarkannya langsung. Ketika bayi mulai merangkak, sekitar umur 8 bulan, diusia ini, anak hanya ingin bereksplorasi dan belum memiliki konsep apa yang baik untuk dilakukan. Jauhkan barang barang berbahaya daru jangkauan.
2.      Usia 2-3 tahun
Dengan membantu membantu mereka lebih mengenal lingkungan dan sekitarnya. Perkenalkan juga dengan benda yang boleh dipegang.
3.      Usia 3-4 tahun
Pada usia ini anak mulai diperkealkan dengan pendidikan formal dasar, mulai dari taman bermain dan taman kanak-kanak. Cara mendidik anak yang baik dengan usia ini dengan cara mbelajar sambil bermain.

Hal-hal yang dapat dilakukan orang tua pada anak dalam kondisi dan situasi sehari-hari, antara lain disiplin waktu makan, disiplin waktu mandi, displin waktu bermain dan belajar, disiplin waktu tidur. Kesibukan orang tua menyebabkan kurangnya komunikasi dengan anak atau komunikasi yang rendah. Berikut tips berkomunikasi dengan anak: katakana dengan cara halus tapi tegas, memberikan pilihan pada anak, mengubah cara pandang kita terhadap perilaku anak, mengingat anak untuk berhati-hati, mengatakan kebenaran, hindari ancaman, bicara yang dibutuhkan.

            Bermain merupakan suatu kehiatan yang menyenangkan dan spomtan sehingga hal ini memberikan rasa aman secara psikologis anak. Begitu pula dalam suasan bermain aktif, dimana anak memperoleh kesempatan yang luas untuk melakukan eksplorasi guna memenuhi rasa ingin tahunya, anak bebas mengekspresikan gagasannya melalui khayalan, drama, bermain konstruktif dan sebagainya. Jenis jenis permainan untuk anak antara lain permainan mengasah otak, permainan sensorik, permainan melatih sosialisasi, permainan membentuk kepribadian, permainan kompetensi, permainan informatif. Dalam suasana bermain aktif, anak memperoleh kesempatan yang luas untuk melakukan eksplorasi guna memnuhi rasa ingin tahunya, anak bebas mengekspresiakan gagasannya melalui khayalan, drama, bermain konstruktif dan sebagainnya.
Manfaat bermain bagi anak:  perkembangan aspek fisik, perkembangan aspek motorik kasar dan halus, perkembangan aspek emosi dan kepribadian, perkembanagan aspek sosial, perkembanagan aspek kognitif, perkembanagn aspek pengindraan, perkembangan aspek bahasa dan komunikasi. Tios memilih mainan bagi anak antara lain pilihlah mainan yang aman dengan bahan yang tidak mengandung racun, pilihlah mainan berukuran sedang untuk bayi tanpa bagian kecil yang mudah lepas atau terpisah, pilihlah mainan dengan variasi beragam, pilihlah mainan sesuai dengan usia, pilihlah mainan dengan model menarik dan tidak menakutkan buat bayi, perlu dilihat juga anatara mainan yang pasif dan aktif, dan hindari pemberian mainan terlalu banyak secara bersamaan.


IV.             Kelebihan dan Kekurangan Buku
a.       Kelebihan
    Memeberikan tentang informasi rahasia otak dan kecerdasan anak mulai dari tahap awal hingga tahap terakhir. Dalam buku ini juga terdapat panduan yang membahas tentang membangun karakter aktif anak dan cerdas sejak usia dini. Buku ini juga membahas bentuk-bentuk kecerdasan, perkembanagan otak dan nutrisi yang dibutuhkan, perkembangan anak, pola pengasuhan orang tua, cara mendidik anak sesuai fase perkembangannya, serta permainan pemicu kreativitas dan kecerdasan.
b.      Kekurangan
     Kekurangan buku ini adalah tidak membahas secara rinci tentang pembahasannya Pemabahasan yang berada dibuku ini cenderung seadanya sehingga pembaca mengartikan sendiri maksud dari buku ini.


2 komentar:

  1. kak bisa minta penjelasan tentang buku tes buta warna yang kakak terbitkan gak?

    BalasHapus