BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses pembelajaran
pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif, guru dituntut agar
mampu mengelola proses pembelajaran yang memberikan rangsangan kepada siswa
sehingga ia mau dan mampu belajar.
Proses belajar terjadi
jika anak merespon stimulus (rangsangan) yang diberikan guru, selain itu untuk
meraih pembelajaran yang efektif peserta didik juga dapat dibimbing oleh Guru
dari pengetahuan sebelumnya yang mereka miliki yang tersimpan dalam ingatan dan
pemikiran mereka dengan menggunakan teori dan metode pembelajaran dengan tepat.
Jika hal itu belum terjadi maka proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan
efektif dan optimal Tanpa menyiapkan sejumlah perangkat pembelajaran yang
tepat.
1. 2 Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana proses
pembelajaran yang digunakan di program studi pendidikan Sejarah ?
2.
Apa masalah atau
kendala yang ada di dalam proses pembelajaran di program studi pendidikan
Sejarah ?
3.
Bagaimana solusi
untuk mengatasi masalah-masalah dalam proses pembelajaran ?
1.3
Tujuan dan Manfaat
Adapun
tujuan penulisan makalah ini antara lain :
1. Untuk
mengetahui proses pembelajaran yang digunakan di program studi Pendidikan
Sejarah.
2. Untuk
mengetahui dan memahami permasalah atau kendala yang ada di dalam proses
pembelajaran di program studi Pendidikan Sejarah.
3. Untuk
mengetahui serta dapatmengatasi masalah-masalah dalam proses pembelajaran.
Dalam penulisan makalah ini, diharapkan
bermanfaat bagi kemajuan dalam hal pembelajaran di program studi Pendidikan
Sejarah.
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Proses
Pembelajaran Prodi Sejarah
Proses pembelajaran
yang dipakai dalam program studi pendidikan sejarah menggunakan banyak cara
seperti proses belajar menggunakan nalar. Dimana mahasiswa diharapkan dapat
mengembangkan ilmu yang didapat dari para dosen yang menggunakan metode
penalaran sebagai pembelajaran didalam kelas. Dengan metode siswa harus
memiliki kemampuan dalam hal mengolah sendiri permasalahan yang ada lalu
dikembangkan sesuai dengan apa yang mereka pikirkan. Artinya proses
pembelajaran ini dapat membuat mahasiswa lebih aktif berfikir untuk mengerti
apa yang diajarkan oleh dosen pengampu mata kuliah.
Metode
yang kedua adalah metode menggunakan metode yang mengutamakan hafalan. Metode
ini cukup efektif untuk memaksa mahasiswa untuk mempelajari materi yang
diberikan kepada mahasiswa saat perkuliahan. Menghafal memiliki tujuan agar
selalu ingat dengan sesuatu yang telah dihafalnya. Menghafal teks atau naskah
ada kalanya harus sesuai dengan naskah aslinya tanpa adanya pengurangan titik
koma dan sebagainya. Hafalan yang baik akan membantu seseorang mempertahankan
argumentasinya menuju suatu kebenaran.
Setiap
pertemuan dalam setiap mata kuliah juga mengahruskan siswa dapat berdiskusi
dengan rekan mereka. Dosen memberikan pokok bahasan lalu mahasiswa
mendiskusikan dengan teman satu kelompok. Hasil diskusi yang telah mereka
kerjakan bersama akan dikumpulkan makalah serta kelompok diskusi akan
mempresentasikan hasil diskusi mereka didepan rekan-rekan mahasiswa yang
lainnya. Dengan hal ini diharapkan mahasiswa dapat lebih mudah mengerti materi
perkuliahan.
Proses
pembelajaran di Prodi Sejarah juga menggunakan metode yang cocok untuk metode
2013, antara lain :
1.
Discovery Learning.
Discovery learning secara sederhana, metode
discovery learning dapat diartikan sebagai cara
penyajian pelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru. Metode discovery learning ,
para siswa diberi bimbingan singkat
untuk menemukan jawabannya. Harus diusahakan agar jawaban atau hasil akhir itu
tetap ditemukan sendiri oleh siswa.
2.
Problem Based Learning
Model
pembelajaran ini bertujuan merangsang peserta didik untuk belajar melalui
berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari dikaitkan dengan
pengetahuan yang telah atau akan dipelajarinya melalui langkah-langkah
pembelajaran sebagai berikut:
1)
Mengorientasi peserta didik pada
masalah.
2)
Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran.
3)
Membimbing penyelidikan mandiri dan
kelompok.
4)
Mengembangkan dan menyajikan hasil
karya.
5)
Analisis dan evaluasi proses pemecahan
masalah.
3.
Project Based Learning
Model
pembelajaran ini bertujuan untuk pembelajaran yang memfokuskan pada
permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi
dan memahami pembelajaran melalui investigasi, membimbing peserta didik dalam
sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam
kurikulum, memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali
konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya,
dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Langkah pembelajaran dalam project
based learning adalah sebagai berikut:
1) Menyiapkan
pertanyaan atau penugasan proyek.
2) Mendesain
perencanaan proyek.
3) Menyusun
jadwal sebgai langkah nyata dari sebuah proyek.
4) Memonitor
kegiatan dan perkembangan proyek.
5) Menguji
hasil. Fakta dan data percobaan atau penelitian dihubungkan dengan berbagai
data lain dari berbagai sumber.
6) Mengevaluasi
kegiatan/pengalaman.
2.2 Permasalahan
atau Kendala
Dalam proses
pembelajaran banyak sekali ditemukan kendala. Kendala atau permasalahan
tersebut berasal dari mahasiswa maupun juga dari dosen sebagai pengajar mata
kuliah. Fasilitas di Prodi Sejarah juga bisa dikatakan kurang mamadai.
Adapun permasalahan
yang berasal dari mahasiswa, dosen, serta fasilatas yang dimiliki Prodi Sejarah
antara lain :
1.
Perbedaan berpikir setiap mahasiswa.
Setiap mahasiswa tentu mempunyai
perbedaan dalam menyerap materi pembelajaran yang diajarkan oleh dosen pengampu
mata kuliah. Hal inilah yang menjadi permasalahan dalam pembelajaran dimana
akan terjadi ketimpangan mengenai pemahaman materi-materi.
2. Sikap
tidak peduli mahasiswa.
Pada saat proses belajar mengajar,
tidak sedikit mahasiswa yang tidak mendengarkan rekan nya menjelaskan materi
pada saat mempresentasikan hasil diskusi mereka. Bahkan pada saat dosen yang
memberikan materi, mahasiswa pun tidak peduli.
3.
Penyampaian dosen yang monoton.
Dosen cenderung memeri materi
dengan cara yang cenderung membosankan. Sehingga mahasiswa lebih memiliki
kesibukan sendiri di dalam kelas sehingga tidak mendengarkan materi yang
diberikan kepada mahasiswa.
4.
Fasilas yang kurang memadai
Seperti yang kita ketahui bahwa
beberapa fasilitas yang telah ada di gedung yang dipakai program studi
pendidikan sejarah kurang memadai. Seperti misalnya proyektor disetiap kelas
banyak yang bermasalah. Dan kurangnya ruang kelas untuk Prodi Sejarah yang
menempati FKIP gedung 1. Hal ini menyebabkan kurang maksimalnya proses belajar
mengajar.
2.3 Solusi
(Penyelesaian Masalah)
Permasalahan atau
kendala yang dihadapi tentu saja memiliki solusi. Maka dalam pebahasan ini,
akan memapakarkan solusi permasalahan pembelajaran yang ada di Prodi Sejarah
antara lain:
1.
Perbedaan berpikir setiap mahasiswa
Hal ini diatasi dengan cara adanya
kelompok-kelompok belajar. Permasalahan ini bisa diatasi dengan adanya
presentasi oleh sesama rekan mahasiswa. Karena biasanya pengajaran oleh teman
seumuran dapat memudahkan mahasiswa untuk mengerti apa yang diajarkan. Prodi
Sejarah sudah melakukan cara ini.
2. Sikap
tidak peduli mahasiswa.
Untuk mengatasi permasalahan ini
bisa mengunnakan tidnakan pendisiplinan yang menyenangkan dan terbuka namun
konsisten. Karena, ketika mahasiswa sudah diminta untuk mentaati peraturan,
mereka cenderung menolak atau tidak menghiaraukan. Maksud dari kata terbuka
adalah dengan cara memberikan siswa waktu untuk bertanya atau berpendapat.
3. Penyampaian
dosen yang monoton.
Seharusnya dosen
memiliki cara cara khusus agar proses belajar mengajar tidak membosankan.
Seperti misalnya dosen memeberikan contoh-contoh tentang pembelajaran yang
sesuai dengan kehidupan mahasiswa, sehingga mahasiswa merasa perlu untuk
mendengarkan yang disampaikan oleh dosen karena berkaitan dengan kehidupan
mahasiswa. Dan juga dosen mungkin juga perlu memberikan beberapa jeda untuk
mahasiswa untuk berdiskusi dalam proses belajar mengajar agar tidak terjadi
kejenuhan.
4. Fasilas
yang kurang memadai.
Mengenai fasilatas gedung yang
kurang memadai, hal ini bisa diatasi dengan cara mengecek terlebih dahulu apa
saja yang tidak bisa dipakai atau rusak. Mahasiswa juga perlu melaporkan
kerusakan-kerusakan yang terdapat dalam gedung sehingga dapat segera ditangani
oleh pihak kampus.
BAB 3. PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Proses pembelajaran
yang dipakai dalam program studi pendidikan sejarah menggunakan banyak cara
seperti proses belajar menggunakan nalar. Dimana mahasiswa diharapkan dapat
mengembangkan ilmu yang didapat dari para dosen yang menggunakan metode
penalaran sebagai pembelajaran didalam kelas. Metode yang kedua adalah metode
menggunakan metode yang mengutamakan hafalan. Metode ini cukup efektif untuk
memaksa mahasiswa untuk mempelajari materi yang diberikan kepada mahasiswa saat
perkuliahan. Setiap pertemuan dalam setiap mata kuliah juga mengahruskan siswa
dapat berdiskusi dengan rekan mereka. Dosen memberikan pokok bahasan lalu
mahasiswa mendiskusikan dengan teman satu kelompok. Hasil diskusi yang telah
mereka kerjakan bersama akan dikumpulkan makalah serta kelompok diskusi akan
mempresentasikan hasil diskusi mereka didepan rekan-rekan mahasiswa yang
lainnya.
3.2
Saran
Sebaiknya antara
peserta didik dan pengajar memiliki hubungan yang baik. Sehingga dalam
pembelajaran terdapat berjalan dengan baik. Mahasiswa dan dosen merupakan dua
komponen yang harus saling berjalan beriringan agar terjadi suatu proses
pembelajaran yang efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman.
2009. Belajar dan Pembelajaran.
Bandung: Alfabeta.
Arsyad, A. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Daryanto. 2010. Media Pembelajaran, Peranannya
Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan Belajar. Yogyakarta: Gavamedia.